Kamis, 10 Desember 2009

Desa Itu Akhirnya Tenggelam Akibat Pemanasan Global

Desa Itu Akhirnya Tenggelam Akibat Pemanasan Global
www.pattayadailynews.com

Selasa, 8 Desember 2009 | 19:31 WIB

KHUN SAMUTCHINE, KOMPAS.com - Satu kuil Buddha yang dikelilingi oleh air adalah sisa terakhir dari satu desa yang sirna ditelan laut di Thailand, pemandangan tragis yang kembali terulang di seluruh Asia dan dunia.

Sebanyak 60 keluarga dipaksa pergi dari perkampungan nelayan yang dulu sangat indah, Khun Samutchine, saat laut - yang menjadi andalan hidup warga setempat - merambah ke daratan sampai lebih dari 20 meter setiap tahun.

"Saya tinggal di tanah orang lain, saya tak dapat meninggalkan desa karena saya sangat miskin," kata Noo Wisuksin (71), sambil menunjuk kei air yang pernah menjadi lokasi rumahnya beberapa dasawarsa lalu.

Ia adalah seorang dari 25 juta orang, yang terancam di delta sungai Chao Phraya, sungai luas di Thailand. Delta itu tenggelam karena terbendungnya aliran sungai dan dibersihkannya hutan bakau, saat perubahan iklim menaikkan permukaan air laut.

Dalam 30 tahun belakangan, air laut di Khun Samutchine telah menelan lebih dari satu kilometer lahan dan Noo telah memindahkan rumahnya ke belakang sebanyak delapan kali guna menghindari gelombang yang naik.

Di dekatnya terletak kuil Khun Samut, yang nyaris ditinggalkan, tenggelam di laut dan hanya dapat dimasuki melalui jalan yang terbuat dari beton. Satu jalur tiang listrik muncul ke permukaan air, terhampar di situ-situ saja.

Pembuatan bendungan di daerah hulu di sepanjang sungai tersebut yang mengalir ke Teluk Thailand telah mencegah endapan, sehingga mengganggu keseimbangan akibat kekuatan erosi air laut, demikian dilaporankan kantor berita Prancis, AFP.

"Pembersihan hutan bakau yang tumbuh lamban untuk pembuatan lahan udang dan garam telah mempercepat kerusakan," katanya.

Lebih jauh ke pantai, desa Kok Karm dengan susah-payah berhasil mengubah arus untuk saat ini dengan menggunakan bahan tradisional yang murah.

Warga Vorapol Dounglomchan tampil dengan rancangan yang memanfaatkan batang bambu untuk menciptakan penghalang yang memerangkap endapan dari air laut dan menghentikan endapan lumpur dihanyutkan gelombang.

"Manfaat bambu ialah kami menaruh bahan alamiah ke alam," kata Narin Boonruam, sekretaris perhimpunan nelayan provinsi.

Tetapi bambu tersebut takkan banyak bemanfaat jika permukaan air laut naik lebih jauh lagi. Satu studi baru-baru ini yang disiarkan di jurnal ilmiah Nature menetapkan delta itu di dalam kategori risiko tinggi.

"Jika kami tidak memasang perlindungan apa pun terhadap erosi pantai, lebih dari separuh provinsi Bangkok akan sirna," kata Panada Tedsiri, penyelenggara Thai Community Foundation, satu organisasi non-pemerintah.

Saat para pemimpin dunia mempersiapkan pertemuan perubahan iklim, para pegiat mengatakan politisi perlu menangani cara menanggulangi erosi juga karena hal itu mempengaruhi masyarakat di seluruh dunia.

"Itu adalah bencana yang merayap. Setiap hari, erosi memiliki dampak yang tak terlihat pada banyak orang," kata Tara Buakamsri, manager aksi bagi Greenpeace Asia Tenggara."Itu melipatgandakan, bukan hanya erosi, tapi juga perubahan iklim," katanya.

Di Malaysia, para pejabat mengatakan hampir 30 persen garis pantai menderita akibat erosi melalui pertumbuhan penduduk, urbanisasi, produksi gas dan minyak, dan perkembangan pariwisata.

Di India, sebanyak 1.500 kilometer atau 26 persen garis pantai utama menghadapi erosi serius dan dengan aktif berkurang, demikian dikatakan Bank Pembangunan Asia.

Negara bagian wisata Goa telah mendirikan penghalang yang ramah di sepanjang dua hambaran pantai putihnya, tapi majelis lokal awal 2009 mendengar, lebih dari 10 persen garis pantai jatuh ke dalam laut.

Bangladesh, yang berada di dataran rendah, akan menjadi salah satu negara yang paling parah mengalami pukulan akibat perubahan iklim.

Panel Antar-Pemerintah PBB mengenai Perubahan Iklim (IPCC) menyatakan, naiknya permukaan air laut akan melahap 17 persen seluruh lahan di Bangladesh paling lambat 2050, sehingga sedikitnya 20 juta dari 144 juta warganya kehilangan tempat tinggal.

"Di Vietnam, kenaikan permukaan air laut satu meter hingga 2100 akan mempengaruhi 10 persen penduduk, lebih dari sembilan juta orang, dan hampir 38 persen lahan di Delt Sungai Mekong, tempat penghasil beras," demikian data di dokumen pembahasan PBB yang disiarkan awal Desember.

Pemerintah Australia memperingatkan, pada November kenaikan permukaan air laut merendam 250.000 rumah paling lambat pada 2100, dan bandar udara, rumah sakit serta stasiun pembangkit listrik juga terancam.

Greenpeace mengatakan bekerja sama dengan masyarakat untuk menemukan rencana aksi lokal - seperti pohon bambu di Thailand - untuk menanggulangi erosi.

Namun, Greenpeace menambahkan pertemuan puncak Kopenhagen juga mesti mempertimbangkan masalah itu.

"Pertemuan puncak Kopenhagen harus tampil dengan kesepakatan yang adil dan sangat kuat dalam menangani masalah ini serta meliputi berbagai keadaan seperti erosi," kata pegiat Greenpeace.



Editor: bnj

Sumber : ANT, AFP

Senin, 09 November 2009

Negatif Thinking Justru Positif?

Liputan6.com, Sydney: Suasana hati Anda tidak menyenangkan? Tak usah khawatir. Sebab itu justru baik bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Australian Science edisi November-Desember 2009 ini, ditemukan bahwa kesedihan dapat membuat orang mudah dibohongi. Nah, hal itulah yang dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk menilai orang lain dan juga meningkatkan memori atau ingatan.

Penelitian yang ditulis Professor Joseph Forgas dari University of New South Wales itu menunjukkan bahwa orang-orang dalam suasana hati negatif akan lebih kritis. Mereka, menurut Forgas, juga lebih perhatian pada lingkungan daripada orang-orang yang bahagia. Orang-orang dengan suasana hati yang nyaman cenderung lebih percaya pada apa saja yang sedang diberitahukan pada mereka.

"Suasana hati positif akan mempromosikan kreatifitas, fleksibilitas, kerja sama. Sementara suasana hati negatif akan memicu pada lebih perhatian dan berpikir lebih hati-hati kepada dunia luar," ujar Forgas, seperti dikutip Reuters. Penelitian Forges itu menunjukkan bahwa kesedihan akan mempromosikan strategi pengolahan informasi yang paling cocok untuk menghadapi situasi yang lebih menuntut.

Untuk penelitian ini, Forgas dan timnya melakukan beberapa percobaan yang dimulai dengan mendorong suasana hati gembira atau sedih terhadap subyek. Penelitian itu dilakukan dengan memberikan tontonan film dan mengingat peristiwa positif atau negatif.

Dalam sebuah percobaan, peserta yang bahagia dan sedih diminta untuk menilai kebenaran mitos dan rumor perkotaan. Orang-orang dalam suasana hati negatif cenderung kurang percaya pernyataan-pernyataan ini. Dan mereka cenderung tidak membuat kesalahan ketika diminta untuk mengingat sebuah peristiwa yang disaksikan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa orang-orang menyedihkan lebih baik pada keadaan kasus mereka melalui argumen tulisan. Forgas menunjukkan bahwa suasana hati agak negatif sebenarnya dapat menaikkan kenyataan, akomodatif dan akhirnya lebih sukses dalam gaya komunikasi.

"Orang-orang dalam suasana hati negatif tidak mudah menghakimi kesalahan. Mereka lebih tahan terhadap distorsi saksi mata dan lebih baik dalam menghasilkan kualitas tinggi, pesan persuasif yang efektif," kata dia.(EPN)

Gempa 6,7 SR Guncang NTB

Gempa berkekuatan 6,7 SR mengguncang kota-kota di Pulau Nusa Tenggara Barat, Senin (09/10/2009) sekitar pukul 13.20 WITA.
Satu korban tewas. Dia, Siti Aisyah (70) warga Asakota, Kota Bima. Korban tewas setelah mendapat perawatan di RSUD Bima.
"Kami pastikan satu korban telah meninggal akibat gempa. Namanya Siti Aisyah, warga Asakota, Kota Bima," ujar Supardi Iskandar, Kepala Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah (BKPBD) di Mataram, Senin (9/11/2009) siang seperti dikutip Detikcom. Supardi sekaligus menampik pemberitaan, kalau sudah ada dua orang warga yang meninggal.
Hingga Senin siang kata Supardi, sebanyak 30 orang warga yang berasal dari enam kecamatan di Kota Bima dan tiga kecamatan di Kabupaten Bima, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Bima. Selebihnya, enam orang telah diperbolehkan pulang, dengan perawatan jalan. Sementara puluhan warga lainnya dirawat menyebar di sejumlah puskesmas.
BKPBD kini tengah mendata jumlah rumah penduduk, rumah ibadah dan fasilitas umum yang rusak akibat gempa ini. Dilaporkan, ratusan rumah penduduk mengalami rusak berat. Sejumlah fasilitas seperti sekolah, masjid dan puskesmas juga rusak.
Kapolda NTB, Brigadir Jendral Polisi Surya Iskandar usai rapat Muspida di Kantor Gubernur, Senin siang memastikan tiga kantor Polsek rusak di Kecamatan Bolo, Belo dan Madapangga, Kabupaten Bima.
Kepala Seksi Teritorial Korem 162/Wira Bhakti di Mataram, Letkol Didik Irwanto mengatakan, pendataan sementara aparatnya di Kecamatan Kolo Kota Bima, 2 unit rumah rusak berat, 14 unit rumah rusak ringan dan satu masjid rusak.
Di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, satu unit SMA rusak berat. Satu ruang kelas, bahkan rata dengan tanah. Di Kecamatan ini, juga satu Puskesmas dan 10 rumah warga rusak berat. Sementara yang rusak 50 rumah warga rusak ringan. Disini juga ada tiga warga yang terluka akibat tertimpa reruntuhan. Namun menjalani perawatan seadanya.
Di kecamatan Madapangga, tujuh unit rumah rusak berat. 10 unit lainnya rusak ringan. Sementara di Kecamatan Bolo, 132 rumah diidentifikasi rusak berat, 221 rumah rusak ringan. Pagar markas Koramil di kecamatan ini juga ambruk. 42 orang di kecamatan ini kata Didik, mengalami luka ringan.

(www.basarnas.go.id)

Selasa, 27 Oktober 2009

PERINGATAN DINI CUACA TANGGAL 27 - 29 OKTOBER 2009

Terdapat aktifitas daerah pusaran angin di perairan sebelah Barat Sumatera dan di perairan sebelah Utara Papua yang mempengaruhi kondisi atmosfer di wilayah Indonesia terutama di wilayah Utara khatulistiwa bagian Barat, Tengah dan Timur. Adanya daerah pumpunan angin di sepanjang Selat Karimata hingga Sumatera bagian Selatan dan di sepanjang perairan sebelah Utara Sulawesi, Maluku dan Papua serta kelembaban relatif yang cukup tinggi terutama di wilayah Indonesia bagian utara ekuator yang mendukung bagi pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Indonesia. Perlu juga diperhatikan adanya aktifitas konvektif terkait dengan temperatur yang cukup tinggi pada siang hari yang merupakan aktifitas atmosfer berskala lokal dimana hal tersebut akan berpotensi menimbulkan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Wilayah yang berpotensi  hujan lebat disertai  petir dan angin kencang adalah :

-    NAD
-    Sumatera bagian Utara, Tengah dan Selatan
-    Pesisir Barat dan Timur Sumatera
-    Jawa bagian Barat, Tengah dan Timur
-    Kalimantan bagian Utara, Barat, Tengah dan Timur
-    Sulawesi bagian Utara, Tengah dan Barat
-    Maluku bagian Utara dan Tengah
-    Papua bagian Utara, Barat, Tengah dan Timur



Jakarta, 26 Oktober 2009
Sub Bidang Cuaca Ekstrim
Bidang Peringatan Dini Cuaca
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikawww.bmg.go.id